Minggu, 15 November 2015

Handout



Handout


1.    Pengertian Handout
Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran. Handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Istilah Handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
2.    Bentuk Handout
Bentuk handout dapat bervasiasi, diantaranya:
a.    Bentuk catatan
Handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang suatu topik yang akan dibahas.
b.    Bentuk diagram
Handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis secara lengkap maupun yang belum lengkap.
c.    Bentuk catatan dan diagram
Handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua.
3.      Penyusunan Handout
Handout disusun atas dasar kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka penyusunan handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya pengetahuan peserta didik dalam belajar untuk mencapai kompetensinya.
Langkah-langkah menyusun Handout adalah sebagai berikut:
a.       Melakukan analisis kurikulum
b.      Menentukan judul Handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dipelajari
c.       Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan
d.      Menulis Handout dengan kalimat yang singkat, padat, jelas
e.       Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan
f.       Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi Handout misalnya buku, internet, majalah, dan jurnal hasil penelitian.
4.      Karakteristik
a.       Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh.
b.      Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.
c.       Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan tambahan bagi siswa.
5.      Kelebihan & Kekurangan Handout
Kelebihan media Handout dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah:
a.       Dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran
b.      Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
c.       Memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas oleh guru sesuai dengan perancangan pengajaran
d.      Dapat memperkenalkan informasi atau teknologi baru
e.       Dapat memeriksa hasil pembelajaran siswa
f.       Mendorong keberanian siswa untuk berprestasi
g.      Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.
Beberapa kelebihan handout (Arsyad, 2000: 38):
a.         Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing
b.         Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan pikiran secara logis
c.          Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan
d.        Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi
Kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2000: 38-39) adalah:
a.       Sulit menampilkan gerak dan suara
b.      Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa
c.       Cepat rusak atau hilang
d.      Umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif

6.      Fungsi & Manfaat
a.       Fungsi handout sebagai pelengkap materi ajar. Meskipun pelengkap, tidak berarti handout dapat dikembangkan begitu saja. Ada rambu-rambu yang harus diikuti jika kita ingin mendapatkan handout yang baik.
b.      Manfaat utama handout adalah melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan. Handout dapat berisi penjelasan singkat dan atau elaborasi tentang suatu materi bahasan, menjelaskan kaitan antartopik, memberi pertanyaan dan kegiatan pada para pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut.

LKS



Lembar Kerja Siswa


1.   Pengertian LKS
LKS menurut Indrianto dalam Alan (2012) adalah  lembar kerja siswa yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan ketrampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang perlu dikuasainya.
LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kaitannya dengan kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas dalam Alan, 2012).
2.   Karakteristik LKS
a.       Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
b.      Terdapat soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegiatan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.
c.        Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dll.
3.   Langkah-langkah Pembuatan LKS
a.       Menganalisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
b.      Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan untuk melihat sekuensi atau urutan LKS. Sekuensi LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c.       Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu besar. Besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan 4 materi pokok, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 materi pokok, maka perlu dipikirkan lagi apakah perlu untuk dipecah.
d.      Menulis LKS, penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1.      Perumusan KD yang harus dikuasai, rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI.
2.      Penentuan alat penilaian, penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi. Alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Kriteria.
3.      Penyusunan materi, tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet.
e.       Struktur LKS, secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Judul
2.      Petunjuk belajar (petunjuk siswa)
3.      Kompetensi yang akan dicapai
4.      Informasi pendukung
5.      Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
6.      Penilaian
4.   Peran & Fungsi LKS
Peran LKS dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Selain itu dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
·         Fungsi LKS antara lain:
a. Untuk latihan
Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
c. Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian statistika.
d. Untuk penemuan
Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.
e.  Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka
Penggunaan lembaran kerja siswa ini mengikut sertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.

5.   Manfaat LKS
Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah:
a)      Mempermudah guru dalam mengelola dan mengatur proses belajar yaitu dari kondisi ”guru sentris” menjadi kondisi ”siswa sentris” yang lebih menekankan pada aktivitas siswa dalam proses belajar baik aktivitasnya sendiri maupun dalam kelompok kerja.
b)      Dapat membantu guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep yang ada dalam materi.
c)      Untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
6.      Kelebihan & Kekurangan LKS
Kelebihan Lembar Kerja Siswa (LKS)
·         Dapat menjadi media pembelajaran mandiri bagi siswa
·         Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
·         Praktis dan harga terjangkau
·         Materi lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi
·         Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misalnya mengalami hambatan dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat diganti dengan media LKS
·         Tidak menggunakan listrik sehingga bisa digunakan oleh SD di pedesaan maupun di perkotaan
Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
·         Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
·         Adanya kekhawatiran guru hanya mengandalkan media LKS tersebut serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali untuk membahas LKS itu.
·         LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok dengan konsep yang diajarkan.
·         Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.
·         Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan dengan media yang lain.

Modul



Modul

1.    Latar Belakang
Modul merupakan salah satu bahan ajar cetak yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara efisien dan efektif. Dengan pembelajarn menggunakan bahan ajar modul, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan irama belajarnya. Siswa juga dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pemahamannya terhadap materi yang telah disajikan. Penggunaan bahan ajar modul dirasa tepat untuk pembelajaran individual, jadi siswa dapat belajar meskipun tanpa didampingi oleh guru. Oleh karena itu, bahan ajar modul ini perlu dikembangkan agar selalu sesuai dan dapat diterima oleh para siswa serta dapat memudahkan siswa dalam memperoleh materi pelajaran.

2.    Pengertian Modul
Russel (dalam Sungkono, 2003) menjelaskan bahwa modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan suatu unit bahan pelajaran. Dengan menggunakan modul peserta belajar dapat menyelesaikan bahan belajarnya secara mandiri atau individual. Dengan menggunakan modul, peserta belajar dapat mengukur dan mengontrol kemampuan serta intensitas belajarnya. Modul dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Lama penggunaan modul tidak tertentu, tergantung si belajar mengelola waktu belajarnya, karena penggunaan modul bersifat fleksibel.
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik perhatian siswa  yang mencakup materi, metode, perangkat latihan dan instrumen evaluasi yang dapat digunakan sebagai perangkat belajar secara mandiri. Agar siswa tertarik untuk mempelajarinya maka materi modul harus up to date dan kontekstual, disajikan dalam unit-unit kecil, dilengkapi dengan contoh-contoh, ilustrasi yang jelas dan menarik. (www.gurupembaharu.com).
Sementara itu, Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, mengartikan modul sebagai berikut : modul adalah satu unit program belajr mengajar terkecil yang secara terperinci yang menggariskan :
a.       Tujuan-tujuan pembelajaran umum yang akan ditunjang pencapaiannya.
b.      Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar-mengajar
c.       Tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai oleh siswa
d.      Pokok-pokok materi yang akan dipelajarai dan diajarkan
e.       Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang lebih luas
f.        Peranan guru didalam proses belajar mengajar
g.      Alat-alat dan sumber yang akan dipakai
h.      Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan
i.        Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi siwa
j.        Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini
Aplikasi penggunaan modul sesuai dengan tujuan pembelajarannya yang membuka kesempatan siswa untuk belajar menurut kecepatan dan cara masing-masing.

2.     Karakteristik Modul
Vembiarto (dalam Sungkono, 2003) ciri-ciri modul sebagai media utama dalam pembelajaran jarak jauh ialah:
1.      Bersifat self-instruction
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2.      Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Modul pada dasarnya disususn untuk diselesaikan siswa secara perorangan, oleh karena itu siswa diberi nkesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3.      Memuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit
Bagi penyususn modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.
4.      Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
Siswa dapat membaca teks dan melihat diagram-diagram dari buku modulnya. Buku modul dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkis.
5.      Penggunaan berbagai macam media (multi media)
Dalam belajar menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
6.      Partisipasi aktif siswa
Bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat elf instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
7.      Adanya reinfircement langsung terhadap respon siswa.
Siswa mendapatkan konfirmasi jawaban yang benar dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah disediakan.
8.      Adanya evaluasi terhadap penguaaan siswa atas hasil belajarnya.
Dari hasil evaluasi dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar :
1.      Prinsip-prinsip desian pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan ( objective model)
2.      Prinsisp belajar manidiri
3.      Prinsip belajar maju berkelanjutan ( continous progress)
4.      Penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
5.      Prinsip rujuk silang antar modul dalam mata pelajaran
6.      Penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self evaluation)
3. Tujuan dan Manfaat Penulisan Modul
·       Tujuan penulisan modul:
1.      Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2.      Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya gerak indera, baik siswa atau peserta diklat juga guru dan instruktur.
3.      Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi seperti: meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan murid dapat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, memungkinkan siswa atau peserta didik untuk dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. (http://materikulpai.blogspot.com/2011/12/tata-cara-pengembangan-modul-sebagai.html)
·       Manfaat penulisan modul:
Bagi peserta didik modul bermanfaat antaralain;
a. peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri,
b.belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas dandiluar jam pembelajaran,
c.berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengankemampuan dan minatnya,
d.berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakanlatihan yang disajikan dalam modul,
e.mampu membelajarkan diri sendiri,  
f.mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksilangsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya
Bagi guru, penyusunan modul bermanfaat karena;
a.   mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku teks,
b. memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagaireferensi,
c.  menambah khasanah pengetahuandan pengalaman dalam menulis bahan ajar,
d. membangunkomunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik karenapembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka,
emenambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku danditerbitkan. (http://id.scribd.com/doc/16554502/Mengembangkan-Bahan-Ajar-dengan-Menyusun-Modul)

4.    Langkah-Langkah Penyusunan Modul
Dalam sungkono (2003) disebutkan terdapat tiga cara yang dapat dipilih guru dalam menyusun modul, pertama, guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kedua, guru tidak menulis sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada dipasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Ketiga, guru mengumpulkan materi-materi, digandakan dan digunakan secara langsung.
Secara garis besar, langkah-langkah pengembangan modul terdiri atas : persiapan, pelaksanaan penulisan, uji coba, revisi, produksi dan distribusi.

5.     Komponen-Komponen Modul
Komponen-komponen utama yang ada dalam modul paling tidak terdiri atas : tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar latihan, rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif.

6.      Bahasa dalam modul
a)    Gunakan bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif
b)       Buat bahasa lisan dalam bentuk tulisan
c)    Gunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi ( Kata ganti )
d)       Pilih kalimat sederhana, pendek, tidak beranak cucu
e)    Hindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis
f)     Hindari kalimat pasif dan negatif ganda
g)       Gunakan pertanyaan retorik
h)       Sesekali bisa digunakan kalimat santai, humor, ngetrend
i)      Gunakan bantuan ilustrasi untuk informasi yang abstrak
j)      Berikan ungkapan pujian, memotivasi
k)       Ciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup
        (http://www.bakharuddin.net/2012/06/pengembangan-bahan-ajar-dan-media.html)

7.    Kemasan Modul
Dalam kemasan modul terdapat lembar kata pengantar, daftar isi, glosarium, dan daftar pustaka. Pengemasan modul merupakan langkah terakhir supaya terbentuk suatu bahan ajar cetak yang lengkap.