PEMILIHAN DAN
PENGGUNAAN BAHAN AJARA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
A.
Memahami
Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Pemilihan bahan
ajar tidak bisa dilakukan sembarangan. Pemilihan bahan ajar menuntut
dipergunakannya suatu pedoman atau prinsip-prinsip tertentu agar kita tidak
sala pilih bahan ajar. Sebagaimana kita ketahui tidak ada satu jenis bahan ajar
pun yang sempurna, yang mampu melayani segala tuntunan dan kebutuhan
pembelajaran.
Menurut Ar if dan Natiputula (1997), ada beberapa prinsip yang mesti kita
pegang dalam memilih bahan ajar. Pertama,
isi bahan ajar hendaklah ssesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, bahan ajar hendaklah sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, baik dalam bentuk maupun dalam tingkat
kesulitan. Ketiga, bahan ajar
hendaklah baik dalam betul-betul baik dalam penyajian faktualnya. Keempat, bahan ajar hendaklah
benar-benar mengambarkan latar belakang
dan susunan yang dihayati oleh peserta didiknya. Kelima,
bahan aja hendaklah mudah dan ekonomis penggunaanya. Keenam, bahan ajar hendaklah cocok dengan gaya belajar peserta
didik. Ketujuh, lingkungan dimana
bahan ajar digunakan harus tepat sesuai dengan jenis media yang digunakan. Agar
semakin mantap dalam memilih bahan ajar, berikut ini diberi penjelasan secara
spesifik mengenai peritmbangan pemilihan bahan ajar untuk setiap jenis bahan
ajar.
1.
Pemilihan Bahan
Ajar Cetak
Secara umum ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar cetak. Pertama, kita harus memperhatikan informasi yang terkandung
didalamnya, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
kopentensi peserta didik atau tidak. Kedua,
jangan sampai bahan jara yang kita pilih terkandung materi yang kurang
sesuai dengan materi yang seharusya menjadi menu peserta didik dalam mencapai
komprtensinya.
Tabel 1. Daftar
pertimbangan pemilihan bahan ajar cetak
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah materi pelajaran lebih
mengarah kepada aspek kognitif dari pada keterampilan psikolok atau perubahan
sikap?
|
Ya
|
|
2
|
Apakah diperlukan peragaan
gerak?
|
|
Tidak
|
3
|
Apakah perluh peragaan audio?
|
|
Tidak
|
4
|
Apakah perlu mengemas dan
mendistribusikan media ini dalam jumlah banyak?
|
Ya
|
|
Selanutnya
pertimbangan untuk pemilihan masing-masing jenis bahan ajar cetak, dijelaskan
secara rinci dalam uraian berikut:
a.
Pemilihan Handout
b.
Peilihan Buku Teks Pelajaran
c.
Pemilihan modul
d.
Pemilihan LKS
e.
Pemilihan brosur
f.
Pemilihan leaflet
g.
Pemilihan Wallchart
h.
Pemilihan Foto atau Gambar
2.
Pemilihan Bahan
Ajar Modul Atau Make
Modul atau maket belum banyak
dijual dipasaran. Umunya bahan ajar tersebut (terutama modul) diimpor dari luar
negeri. Modul bidang fisika minsalnya, banyak diinfor dari jerman. Adapun
beberapa pertimbangan dalam memilih modul atau maket sebagai bahan ajar, antara
lain:
a.
Model atau maker memiliki relevasi dengan materi yang akan
diajarkan.
b.
Model atau maker memiliki ukuran yang tidak terlalu besar,
sehingga dapat bobotnya juga tidak teralu besar, sehingga dapat
dipindah-pindahkan oleh satu orang.
c.
Model untuk biologo harus sama dengan benda aslinya
d.
Modul atau maker bisa diperoleh ditoko, dan dapat juga
disumber belajar, seperti musiyum atau perpustakaan.
3.
Pemilihan Bahan
Jara Audio
Dalam hal ini, ada
dua jenis bahan ajar audio yang bisa menjadi pilihan kit, yakni radio dan
kaset/ PH/CD. Berikut ini adalah pertimbangan-pertimbangan untuk masing-masing
jenis bahan ajar tersebut.
a.
Pemilihan bahan
ajar radio
Beberapa
pertimangan yang perlu diperhatikan dalam memilih radio sebagai bahan ajaran,
antara lain:
1.
Substensi materi yang disajikan dalam program radio harus
memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.
Program radio yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
3.
Direkam terlebih dahulu atau siaran langsung yang baik, agar
bisa didengar dengan jelas.
4.
Dilengkapi dengan keterangan tertulis
5.
Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.
b.
Pemilihan Bahan
Ajar Kaset /PH/CD
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih jenis bahan ajar kaset/ PH/CD, antara lain:
1.
Aubstensi materi yang dsajikan dalam bentuk kaset/PHCD harus
memiliki relevasi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.
Kaset/PH/CD yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan
kebenaranya.
3.
Direkam pada pita kaset/PH/CD yang baik agar jelas didengar.
4.
Dilengkapi dengan keterangan tertulis
5.
Beberapa kasset/CD dapat dibeli di toko buku.
c.
Pemilihan Bahan
Ajar Audio Menurut Anderson
Sementra itu, Anderson (1987) menawarkan pertimbangan
lain didalam pemilihan bahan ajaraudio. Pertama-tama pertimbangkan tujuan dan
materi pembelajaran. Selain itu, media audio harus memiliki paling tidak satu
dari keteria yang tersaji dalam tabel 2.
Tabel 2. Daftar
perimbangan pemilihan bahan ajar audio
No
|
Kriteria
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah peserta didik tak dapat
membeca,atau mereka mengala, atau mereka mengalami kesulitan dalam memahami
media cetak?
|
|
|
2
|
Apakah materi pelajaran
mengandung rangsangan pendengar yang relevan untuk diberikan kepada peserta
didik
|
|
|
3
|
Apakah pelajaran itu
mengajarkan kemampuan verbal atau respon terhadap rangsangan verbal yang akan
dijumpai dipeserta didik dilapangan?
|
|
|
4
|
Dapatkah bahan ajaran audio
dianggap sebagai cara praktis untuk menambah keragaman mengajar dengan
mengganti media?
|
|
|
Sebagai
catatan penting, alat-alat audio mempunyai karangka waktu yang tidak dapat diubah
dalam penyajian pengajaran. Secara tak langsung, ini bearti aspek kecepatan
sendiri(self pacing) dalam pengajaran
dan pemilihan isi harus dimasukkan kedalam materi pelajaran.
4.
Pemilihan Bahan
Ajar Audiovisual
Bahan
ajar audiovisual meliputi dua jenis yakitu video (filem) dan orang. Secara lebih rinci cara memilih masing-masing jenis
bahan ajar audiovisual tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Pemilihan Bahan
Ajar Video atau Film
Video
atau filem untuk keperluan pendidikan memang belum banyak tersedia di pasaran.
Namun jika suatu keika diperlukan unruk membeli, maka dalam memilihnya perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1.
Substansi materi yang disajikan dalam video atau filem harus
memiliki relevasi dengan kopetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.
Alur cerita yang ada dalam program video atau film merupakan
sajian menarik dan diturunkan dari sandar kopetensi atau kompetensi dasar dalam
kurikulum.
3.
Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta
didik tertarik untuk mempelajarinya.
4.
Kebenaran materi dapa dipertanggung jawabkan.
5.
Durasinya tidak terlalu lama, paling lma 20 menit.
6.
Pilih video atau filem yang sesuai.
Adapaun secara
khusus untuk pemilihan video sebagai bahan ajar, Andereson mengungkapkan bahwa ada beberapa hal penting yang perlu
kita lakukan dan dijadikan pertimbangan, diantaranya analisis tujuan
pembelajaran, materi yang akan disajikan, serta pertimbangan pendistribusian
untuk menentukan apakah video merupakan mediaa terbaik. Dan semua jawabannya
“Ya”.
Tabel 3. Daftar
pertimbangan pemilihan bahan ajar Video
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah perlu ditunjukkan gerak
dalam porsi yang besar?
|
|
|
2
|
apakah gerak diperlukan untuk
menunjukkan keterampilan psikomotorik yang dibutuhkan untuk memanipulasi
objek.
|
|
|
3
|
Apakah gerak diperlukan untuk
memperlihatkan perubahan isyarat visual yang digunakan oleh orang-orang yang
saling berinteraksi, semisal perubahan air muka dan gerakan badan yang
disertai komunikasi visual?
|
|
|
4
|
Apakah gerak diberikan untuk
memberikan efek tertentu untuk membangkitkan emosi atau sikap tertentu,
dengan pertimbangan materi pelajaran yang dianggap sudah efektif.
|
|
|
5
|
Apakah umpan balik secara
visual dan lingkungan diperlukan untuk memperlihatkan penampilan fisik serta
verbal peserta didik?
|
|
|
6
|
Apakah materi dan urutannya
sudah sesuai?
|
|
|
7
|
Apakah pelajaran yang disajikan
menuntut reproduksi yang sama persis?
|
|
|
8
|
Apak pelajaran tersebut akan
diperlihatkan atau dipergunakan untuk kelompok kecil, dan apakah peralatan
video tersebut untuk keperluan itu?
|
|
|
9
|
Apakah keadaan kursus atau
latihan yang diadakan itu sepadan dengan biaya pembuatan video.
|
|
|
10
|
Apakah bahan ajar ini selaras
dengan latar belakang populasi peserta didik?
|
|
|
b.
Pemlih Bahan Ajar
Orang
Orang atau narasumber, disamping sebagai bahan ajar,
dapat juga sebagai sumber belajar. Sebagai bahan ajar maka orang harus memiliki
kteria sebagai berikut:
1.
Memiliki latar belakang pendidikan/pengalaman/keahlian yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
2.
Memiliki kemampuan untuk menyampaikan kepintaran atau
keahliannya kepada orang lain.
3.
Narasumber dapat dijumpai diinstasi pemerintahan atau swasta.
5
Pemilihan Bahan
Ajar Interaktif
Beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam memilih bahan ajran interaktifantara lain:
a.
Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif
harus memiliki relevasi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik.
b.
Program interaktif yang disajikan dpat dipertanggung jawab
kan kebenarannya.
c.
Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d.
Dilengkapi dengan keterangan tertulis .
e.
Penyajiannya menarik.
Sementara itu,
dalam sudut pandang Anderson jika bahan ajar yang digunakan berbasis komputer
atau menggunakan komputer, maka ada sejumlah pertimbangan yang perlu
diperhatikan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut terutama dalam bentuk daftar.
Dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut, kita mempunyai alernatif cara untuk
membuat pertimbangan dalam mengidentifikasi dan memahami bahan ajar interaktif
bagi kegiatan pembelajaran peserta didik.
Tabel 4. Daftar kreteria pemilihan bahan ajar
berbasis komputer
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah pengajaran individual
diharapkan untuk memenuhi sebagian besar kurikulum kita?
|
|
|
2
|
Apakah ada petugas pengembangan
yang mampu mempersiapakan pembelajaran bercabang dan kompleks.
|
|
|
3
|
Apakah isi pelajaran memerlukan
waktu yang cukup lama untuk pengembangan supaya berlaku?
|
|
|
4
|
Apakah ada bahan pengajaran
yang memenuhi kebutuhan pengajar kita yang bisa dibeli disewa.
|
|
|
5
|
Apakah anda telah menentukan
media yang diperlukan untuk memberikan stimulasi audio dan visual yang
disyaratkan oleh kuikulum?
|
|
|
6
|
Apakah atasan kita telah
menyetujui penggunaan Cal (komputer Assisted Intruction)
|
|
|
7
|
Apakah sudah disediakan dana
untuk melakukan percobaan dalam waktu yang cukup dan untuk pemeliharaannya
setelah peralatan disamping?
|
|
|
8
|
Apakah anda telah mengantisipasi kebutuhan jasmani
dan bahan-bahan?
|
|
|
B.
Penggunaan Bahan Ajar Dalam Kegiatan Pembelajaran
Bahan ajar merupakan unsur yang
amat penting dalam suatu pembelaaan. Tampa kehadiran bahan ajar, mustahil
tujuan pembelajaran akan terccapai dan kompetensi dasar dikuasai oleh peserta
didik.hal ini sekaligus menegaskan bahwa bahan ajar merupakan hal yang pokok
dan sangat penting dalam kegatan pembelajaran.
Andreson (1987), dalam bukunya
yang berjudul selecting and developing
media for instruction, menerangkan bahwa penggunaan bahan ajar dalam proses
pembeljaran dapat dipetakan menjadi tiga macam yaitu untuk tujuan kognitif,
pesokomotorik,dan efektif. Lalu bagaimana penggunaan setiap jenis bahan ajar
(cetak, modul/ maket, audio,audio-video, dan bahan ajar interaktif) pada tiga
tujuan (ranah) tersebut? Simak penjelasan dtail tersebut.
1.
Bahan ajar cetak
Dalam tujuan kognitif, bahan ajar
cetak dapat digunakan enam tujuan. Pertama,
menyampaikan informasi yang bersifat fakta, seperti kebijakkan dan prosedur, atau mendeskripsikan
fungsi kerja. Kedua, mengejar
pengenalan kembali dan pembedaan stimulasi yang releva. Ketiga, menyajikan perbendaharaan kata yang digunakan pada
fungsi-fungsi kerja. Keempat, menyajikan kosakata yang digunakan dalam
fungsi-fungsi kerja. Kelima,
menerapkan jalannya pekerjaan. Keenam,
memberikan gambaran tentang lokasi, posisi dsn situasi pekerjaan yang akan
dihadapi oleh peserta didik nantiknya.
Dalam tujuan psikomotor, bahan
ajar cetak dapat digunakan untuk mengerjakan langkah atau prinsip dalam
keterampilan psikomotor, menunjukkan posisi sesuatu yang sedang bergerak, atau
menjunjungkan cara memegang suatu objek. Sementara dalam tujuan afektif, bahan
ajar cetak jarang digunakan. Meskipun begitu, ada juga buku yang ditulis dengan
gaya yang dapat membangkitkan emosi dan menarik, tetapi materi latihan tentang
perubaan sikap tidak bisa disiapkan dengan tepat guna.
a.
Handout
Handout merupakan salah satu
bentuk bahan ajar cetak yang paling sederhana. Handout dapat dikembangkan untuk
beragam alasan, tetapi alasan lain yang padalingkungan poko adalah untuk
melengkapi kekurangan yang ditemukan dalam bahan ajar( bik dalam bentuk ceetak
maupun noncetak). Dapat dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran, handout
dapat digunakan dalam lima tujuan beriut ini:
Pertama, untuk bahan rujuka.
Handout berisi segudang materi (baik baru maupun dalam penalaman) yang penting
untuk diketahui dan dikuasai oleh peseta didik. Keuntungan lainnya adalah
materi handout relatif baru, sehingga pesseereta didik dapat di ekspos dengan
isu mutakhir.disampin itu, komunikasi antara peserta didik dan fasilitator
dapat dikembangkan melalui hanout.
Kedua, untuk pembakar
motivasi. Melalui handout, fasilitator atau pendidikan dapat menyelipkan
pesan-pesan sebagai motivasi.
Ketiga, untuk penigat.
Materi dalam hanout dapat digunakan sebagai pengingat yang bisa dimanfaaatkan
peserta didik untuk mempelajari materi sesuai urutan yang dianjurkan serta
untuk melakukan kegiatan.
Keempat, memberi umpan
balik (feed-back). Untuk balik depan
diberikan dalam bentuk handout. Hal ini tidak berhenti hanya pada pemberian
umpan balik,tetapi tetapi dapat pulak diikuti dengan langkah-langkah
berikutnya.
Kelima, untuk menilai hasil
beljar. Tes yang diberikan dalam handout dapat dijadikan sebagai alat mekanisme
untuk mengukur pencapaian hasil belajar.
b.
Modul
Bentuk bahan ajar
ini memuat materi pelajaran yang relevan dan dapat memotivasi pembacanya (untuk
mempelajari materi yang ada didalam modul tersebut), apabila dikembangkan sesuai prosedur. Modul
dapat digunakan untuk beragam keperluan dalam proses pembelajaran. Modul dikembangkan
dengan memperhatikan tujuan pegajaran dalam menentukan materi yang dikembangkan
dan tulisan. Dalam kata lain, materi telah direncanakan didalam modul semenjak dari awal. Disamping it, modul disusun dengan struktur yang dapat
membatu pembaca untuk memahami materi.
Sebaga petunjuk
untuk memahami materi yang diberikan beserta cara mempelajarinya, modul
dilengkapi dengan informasi petunjuk atau cara mempelajari modul tersebut. Hal
ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Untuk itulah kita disarankan untuk
memilliki pengetahuan ang komprehensif mengenai materi yang kita tulis. Sebab, hanya
dengan pengetahuan yang komprehensif, kita dapat mengembangkan modul ang
berkualitas dan menarik.
Sebagai motivasi
untuk terus membaca yang digunakan untuk terus membaca dalamnya. Modu tidak
akan marah atau memaki-maki pembaca jika
mereka tidak mampu atau keliru laihan yang diberikan. Didalam modul jjuga
disediakan tes-tes yang diharapkan dapat mengukur tingkat penguasaan materi.
Tujuan penggunaan
modul tersebut terlihat bahwa modul dapat kita gunakan dalam setiap motivasi
peserta didik, penyampaian informasi, sampai dengan penilaian hasil belajar.
Selain itu pengunaan modul dapat dapat dimanfaat kan untuk mnyulut semangat dan
etos kerja kita agar terus membara, untuk tanpa henti memajukan kompetensi
diri. didalam proses belajar, modul menjadi salah satu bentuk bahan ajar yang
ditujukan agar peserta didik bia belajar dengan mandiri.
c.
LKS
LKS adalah salah satu bentuk
bahan cetak yang dapat digunakan dalam proses pembelejaran. Melalui penggunaan
LKS, kita mendapatkan untuk memancing
peserta didik agar secara afektif
terlibat dengan materi yang dibahas. Bahan ajar LKS adalah dengan metode SQ3R
atau survey, quistion, read, recite. pada tahap ini peserta didik membaca ringkas
materi jika ringkasan diberikan. Tahap
recite. Tahap ini menuntut peserta didik untuk menguji diri mereka sendiri.
Pada tahap ini peserta didik dimntak segera mungkin melihat kembali materi yang
baru saja selesai dipelajari.
2.
Bahan Ajar Audio
Untuk pemanfaatan bahan ajar
audio, andreson (1987) menerangkan bahan ajar audio dalam proses pembelajaran
terdapat pada tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan efektif.
Pertama, untuk tujuan kognitif, dalam tujuan kognitif, bahan
ajar audio dapat digunakan untuk
mengejar pengenalan kembali dan pembedaan rangsangan audio yang relevan. Selain
itu, selain itu bahan ajar audio juga dapat digunakan mengajar aturan dan
prisip. Audio di lengkapi dengan atau sebagai penati bahan ajar cetak atau
gambar diam filem bingkai dan filem rangkai.
Kedua, untuk tujuan pesikomotorik. Dalam
hal ini, bahan ajar audio dapat digunakkan untuk mengajar keterampilan verbal,
minsalnya: memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendengar,menirukan
dan melatih kata-kata dari bahasa asing atau bahasa yang tidak dikenal;
memberikakn latihan kepada peserta didik agar dapat mengenal kembali dan
melatih pengucapan kata-kata untuk mengatasi masalah kesulitan berbicara.
Ketiga, untuk tujuan
efektif. Dalam hal ini suasana mungkin dapat diciptakan oleh musik latar
belakang efek suara. Atau suara narator. Dengan kondisi suasana yang aman,
nyaman, damai,pross belajarpun dapat diciptakan dan diwujutkan secara efektif
dan menyenangkan.
Kemudian, berbicara dengan bahan
ajar audio, maka musik adalah salah satu yang tidak mungkin terlewatkan. “
dalam sejarah manusia, musik selalu mnjadi bagian intergral kehidupan”. Kata
Dave meier (2003) dalam the accelerated
learning handbook. Seperti halnya
peluru dan senapang, musik dan pembelajaran saling terkait. Alasanya bersifat
fisiologis. Sistem limbik otak manusia berisi alat-alat memproses musik. Sistem
limbik iini juga mengandung alat-alat yang penting bagi ingatan jangka panjang.
Musik
memang tidak selalu ada agar pembelajaran dapat berlangsung, namun musik
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan bebaai cara.
Sementara itu, jenis musik
terbaik yang kita gunakan dalam proses belajar adalah yang dapat meningkatkan
keefetipan belajar pesera didi. Musik
seperti apa itu? Hal ini bervariai, tergantung pada budaya masing-masing.
3.
Bahan Ajar Audio- Video
Andreso (1987) mengungkapkan
bahwa dalam proses pembelajaran, bahan ajar video dapat digunakan untuk tiga
tujuan yaitu, kognitif, psikomotorik, dan efektif.
Untuk tujuan kognitif. Melalui
penggunaan video, beberapa tujuan kognitif dapat dikembangkan pada peserta
didik, diantaranya sebagai berikut:
a.
Mengenal kemballi dan kemampuan memberi ragsangan dan berupa
gerak yang serasi.
b.
Mengajarkan kepada peserta didik pengetahuan tentang
hukum-hukum dan prinsip-prinsip
tertentu.
c.
Menujukan daftar kata yang dianggap penting, walaupun
dianggap kurang ekonomis.
d.
Menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuata dalam satu
penampilan.
e.
Peserta didik dapat langsung mendapatkan koreksi terhadap
penampilan yang belum memenuhi syarat.
Untuk
tujuan psikomotorik. Dalam hal ini video merupakan bahan ajar yang tepat untuk
memperlihatkan contoh keterampilan yang mengakut gerak. Dengan alat ini dapa
diperjelas, baik denan cara diperlambat maupun dipercepat. Tujuannya adalah mengajar koordinasi antara
alat tertentu, seperti memanjat, berenang, dn lain sebagainya. Dengan video
pula peserta didik bisa dengan langsung mendapatkan umpan balik secara visual
terhadap kemampuan merekan mencoba keterampiannya yang mencakup gerakannya
tadi.
Untuk tujuan efektif, pada ujuan
ini dengan mengunakan teknik dan berbagai efek , video dapat menjadi media yang
sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Video adalah media yang sangat
baik untuk menyampaikan informasi dalam ranah koknotof.
4.
Bahan Ajar
Interaktif
“orang-orang dimana saja akan
mampu mengikuti kursus terbaik yang dipndu oleh guru terbaik. Komputer
sangatlah canggih yang mampu berperan sebagai tutor maupun perpustakaan
menyediakan informasi dan umpan balik kepada peserta didik secara tepat. Selain
itu pemakaian bahan ajar berbasis komputer dalam proses pembelajaran juga
meliputi tiga tujuan pokok pembelajaran, yang pertama, untuk tujuan kognitif,.dalam hal ini komputer yang
menggunakan berbagai tipe terminal
dapat mengonterol intersksi pengajaran,
langkah dalam proses dan kalkulasi yang kompleks.
Kedua , untuk tujuan
psikomotor. Pada bagian ini, terminal komputer adalah alat tentang dunia nyata
yang sangat bagus untuk mengerjakan programming
dan kecepatan yang serupa.
Ketiga, untuk tujuan
efektif. Dalam hal ini bahan ajar berbasis komputer sangat berguna bila
digunakan seperti yang diungkapkan dalam tujuan psikometer atau digunakan untuk
mengontrol bahan-bahan video.
C.
Langkah-Langkah
Penyesuaian Bahan Ajar Yang Sudah Ada
Dalam distribusi,
sekolah, madrasa atau kampus kita mungkin sudah tesedia bahan ajar. Kita
tentunya tidak bisa menyampaikan dan membiarkan begitu saja bahan- bahan ajar
tersebut. Untuk menyesuaikan bahan ajaran yang sudah tersedia dan kita
memilikki ini agar lebih relevan, akomodatif dan adatasi sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan pembelajaran saat ini Arif dan Napitupula (1997) menyarankan sembilan langkah berikut ini.
Pertama, tambahkan
media lain pada bahan ajar yang ada. Media-media seperti gambar- gambar, filem,
felem strip, transparansi, karya wisata. Kedua, kembangkan lembaran bahan ajar
mandiri tambahan untuk melengkapi bahan ajar yang telah tersedia.
Lembaran-lembaran seperti ini harus membantu peserta didik memahami lebih
lanjut.
Keempat, sesuaikan
dengan bagian audio daari filem. Adakalanya beberapa filem berisi narasi asing
atau arasi yang teramat sulit, sehingga tida mudah dimengerti. Felem-filem
dapat di pertonton sedikit demi sedikit, sehingga peserta didik dapat
menggunakan waktu saat filem berhenti untuk berdiskusi. Kelima, terjemah “
bahasa ibu” peserta didik, karena peserta didik adalah warga negara indonesia
dan memang asli orang indonesia, bahan ini dapat diterjemahkan kedalam bahasa
ibu mereka yaitu bahasa indonesia.
Keenam, sesuaikan gambar-gambar
untuk mengungap keadaan sesungguhnya dari lingkungan peserta didik. Hal penting
yang harus diingat bahwa ajaran yang kembangkan pada suatu lingkungan mungkin
tidak sesuai dilingkungan yang lain. Ketujuh, sesuai dengan bahasa yang dipakai
dengan tingkat pemahaman peserta didik. Bahan ajar yang disusun untuk daerah
perkotaan atau kelompok manusia tertentu umumnya berisi kata-kata, ungkapan dan
kalimat-kalimat yang melampaui tingkat pemahaman peserta didik, terutama
didaerah terpencil. Oleh sebab itu, kita perlu mebuat penyesuaian dari versi
yang lebih sulit ke yang lebih mudah dan sederhana.
Kedelapan,
sesuaikan cara penyajian dengan menggunakan media campur. Penggunaan kombinasi
lebih dari satu media dalam penyajian bisa membuat bahan agar lebih menarik.
Contohnya, gambar putaran yang mengambarkan suatu set (susunan) peristiwa
dengan diskripsi huruf huruf dapat dibuat lebih menarik dengan menggunakan
rekaman dialok yang disertai iringan musik latar.
Kesembilan, gunakan
bahan acar berbiaya ringan dan murah sebagai alternatif bahan ajar dengan harga
yang lebih mahal. Dan kegiatan pembelajaran, tujuannya tidak mungkin di
tunjukan kepada peserta didik, karena biaya tinggi. Penggantinya mesti
ditampilkan dengan bahan bahan yang lebih murah yang didapat didaerah setempat.
Itulah sembilan hal
yang bisa kita lakukan untuk menyesuaikan bahan ajar yang sudah tersedia dan
kita miliki agar lebih relefan, akomodatif, dan adaptif sesuain dengan
kebutuhan dan tuntunan pembelajaran saat ini sebagai mana beberapa kali dimuka,
disinggung dimuka, bahwa tidak ada alat tunggal yang menjadi alat bantu terbaik
dalam semua kegiatan pembelajaran. Bahkan dalam hampir semua hal intinya,
sebagai pendidikan, kita harus bijak dan kratif dalam menggunakan bahan ajar
yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Andreson, Ronald H.1987.
Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Anitah, Sri.2008. Media
Pembelajaran. Surakarta: UNNS Press.
Arif, Zainudin Dan W.P.
Napitupula.1997. Pedoman Baru Menyusun Bahan
Ajar. Jakarta: Grasindo.
Arierobbani. 2008. Kaya dengan menulis; cara membuat tulisan yang menghabiskan uang.
Yogyakarta: Insan Cendakia Press.
Belawati, tian,
dkk. 2003. Pengembangan bahan ajar. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Davies, L.K. 1971. the menagement off learning. London:
McGraw-Hill.
Deporter, Bobbi.
2009. Quantum writer;
menulis lebih mudah, tanpa stres, dan dengan hasil lebih baik. Bandung:
Mizan pustaka.
Diknas. 2004. Pedoman umum pemilihan dan pemanfaatan bahan
ajar. Jakarta : Ditjen Dikdasmenum.
Rohiat. 2008. Menajemen sekolah; teori dasar dan praktik. Bandung:
Rafika Adi Tama.