Sabtu, 19 Desember 2015


PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN AJARA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

A.               Memahami Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Pemilihan bahan ajar tidak bisa dilakukan sembarangan. Pemilihan bahan ajar menuntut dipergunakannya suatu pedoman atau prinsip-prinsip tertentu agar kita tidak sala pilih bahan ajar. Sebagaimana kita ketahui tidak ada satu jenis bahan ajar pun yang sempurna, yang mampu melayani segala tuntunan dan kebutuhan pembelajaran.
       Menurut Ar     if dan Natiputula (1997), ada beberapa prinsip yang mesti kita pegang dalam memilih bahan ajar. Pertama, isi bahan ajar hendaklah ssesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, bahan ajar hendaklah sesuai dengan kebutuhan peserta didik, baik dalam bentuk maupun dalam tingkat kesulitan. Ketiga, bahan ajar hendaklah baik dalam betul-betul baik dalam penyajian faktualnya. Keempat, bahan ajar hendaklah benar-benar mengambarkan latar  belakang dan susunan yang dihayati oleh peserta didiknya.  Kelima, bahan aja hendaklah mudah dan ekonomis penggunaanya. Keenam, bahan ajar hendaklah cocok dengan gaya belajar peserta didik. Ketujuh, lingkungan dimana bahan ajar digunakan harus tepat sesuai dengan jenis media yang digunakan. Agar semakin mantap dalam memilih bahan ajar, berikut ini diberi penjelasan secara spesifik mengenai peritmbangan pemilihan bahan ajar untuk setiap jenis bahan ajar.

1.      Pemilihan Bahan Ajar Cetak
       Secara umum ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar cetak. Pertama, kita harus memperhatikan informasi yang terkandung didalamnya, apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kopentensi peserta didik atau tidak. Kedua, jangan sampai bahan jara yang kita pilih terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusya menjadi menu peserta didik dalam mencapai komprtensinya.
Tabel 1. Daftar pertimbangan pemilihan bahan ajar cetak

No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah materi pelajaran lebih mengarah kepada aspek kognitif dari pada keterampilan psikolok atau perubahan sikap?
Ya

2
Apakah diperlukan peragaan gerak?

Tidak
3
Apakah perluh peragaan audio?

Tidak
4
Apakah perlu mengemas dan mendistribusikan media ini dalam jumlah banyak?
Ya


Selanutnya pertimbangan untuk pemilihan masing-masing jenis bahan ajar cetak, dijelaskan secara rinci dalam uraian berikut:
a.       Pemilihan Handout
b.      Peilihan Buku Teks Pelajaran
c.       Pemilihan modul
d.      Pemilihan LKS
e.       Pemilihan brosur
f.       Pemilihan leaflet
g.      Pemilihan Wallchart
h.      Pemilihan Foto atau Gambar

2.    Pemilihan Bahan Ajar Modul Atau Make
Modul atau maket belum banyak dijual dipasaran. Umunya bahan ajar tersebut (terutama modul) diimpor dari luar negeri. Modul bidang fisika minsalnya, banyak diinfor dari jerman. Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih modul atau maket sebagai bahan ajar, antara lain:



a.       Model atau maker memiliki relevasi dengan materi yang akan diajarkan.
b.      Model atau maker memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, sehingga dapat bobotnya juga tidak teralu besar, sehingga dapat dipindah-pindahkan oleh satu orang.
c.       Model untuk biologo harus sama dengan benda aslinya
d.      Modul atau maker bisa diperoleh ditoko, dan dapat juga disumber belajar, seperti musiyum atau perpustakaan.

3.    Pemilihan Bahan Jara Audio
Dalam hal ini, ada dua jenis bahan ajar audio yang bisa menjadi pilihan kit, yakni radio dan kaset/ PH/CD. Berikut ini adalah pertimbangan-pertimbangan untuk masing-masing jenis bahan ajar tersebut.
a.    Pemilihan bahan ajar radio
Beberapa pertimangan yang perlu diperhatikan dalam memilih radio sebagai bahan ajaran, antara lain:
1.      Substensi materi yang disajikan dalam program radio harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.      Program radio yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
3.      Direkam terlebih dahulu atau siaran langsung yang baik, agar bisa didengar dengan jelas.
4.      Dilengkapi dengan keterangan tertulis
5.      Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.

b.        Pemilihan Bahan Ajar Kaset /PH/CD
         Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis bahan ajar kaset/ PH/CD, antara lain:
1.      Aubstensi materi yang dsajikan dalam bentuk kaset/PHCD harus memiliki relevasi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.      Kaset/PH/CD yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya.
3.      Direkam pada pita kaset/PH/CD yang baik agar jelas didengar.
4.      Dilengkapi dengan keterangan tertulis
5.      Beberapa kasset/CD dapat dibeli di toko buku.

c.    Pemilihan Bahan Ajar Audio Menurut Anderson
        Sementra itu, Anderson (1987) menawarkan pertimbangan lain didalam pemilihan bahan ajaraudio. Pertama-tama pertimbangkan tujuan dan materi pembelajaran. Selain itu, media audio harus memiliki paling tidak satu dari keteria yang tersaji dalam tabel 2.
Tabel 2. Daftar perimbangan pemilihan bahan ajar audio

No
Kriteria
Ya
Tidak
1
Apakah peserta didik tak dapat membeca,atau mereka mengala, atau mereka mengalami kesulitan dalam memahami media cetak?


2
Apakah materi pelajaran mengandung rangsangan pendengar yang relevan untuk diberikan kepada peserta didik


3
Apakah pelajaran itu mengajarkan kemampuan verbal atau respon terhadap rangsangan verbal yang akan dijumpai dipeserta didik  dilapangan?


4
Dapatkah bahan ajaran audio dianggap sebagai cara praktis untuk menambah keragaman mengajar dengan mengganti media?



                      Sebagai catatan penting, alat-alat audio mempunyai karangka waktu yang tidak dapat diubah dalam penyajian pengajaran. Secara tak langsung, ini bearti aspek kecepatan sendiri(self pacing) dalam pengajaran dan pemilihan isi harus dimasukkan kedalam materi pelajaran.




4.    Pemilihan Bahan Ajar Audiovisual
                Bahan ajar audiovisual meliputi dua jenis yakitu video (filem) dan orang. Secara   lebih rinci cara memilih masing-masing jenis bahan ajar audiovisual tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Pemilihan Bahan Ajar Video atau Film
     Video atau filem untuk keperluan pendidikan memang belum banyak tersedia di pasaran. Namun jika suatu keika diperlukan unruk membeli, maka dalam memilihnya perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1.      Substansi materi yang disajikan dalam video atau filem harus memiliki relevasi dengan kopetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
2.      Alur cerita yang ada dalam program video atau film merupakan sajian menarik dan diturunkan dari sandar kopetensi atau kompetensi dasar dalam kurikulum.
3.      Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajarinya.
4.      Kebenaran materi dapa dipertanggung jawabkan.
5.      Durasinya tidak terlalu lama, paling lma 20 menit.
6.      Pilih video atau filem yang sesuai.
Adapaun secara khusus untuk pemilihan video sebagai bahan ajar, Andereson mengungkapkan  bahwa ada beberapa hal penting yang perlu kita lakukan dan dijadikan pertimbangan, diantaranya analisis tujuan pembelajaran, materi yang akan disajikan, serta pertimbangan pendistribusian untuk menentukan apakah video merupakan mediaa terbaik. Dan semua jawabannya “Ya”.
Tabel 3. Daftar pertimbangan pemilihan bahan ajar Video

No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah perlu ditunjukkan gerak dalam porsi yang besar?


2
apakah gerak diperlukan untuk menunjukkan keterampilan psikomotorik yang dibutuhkan untuk memanipulasi objek.


3
Apakah gerak diperlukan untuk memperlihatkan perubahan isyarat visual yang digunakan oleh orang-orang yang saling berinteraksi, semisal perubahan air muka dan gerakan badan yang disertai komunikasi visual?


4
Apakah gerak diberikan untuk memberikan efek tertentu untuk membangkitkan emosi atau sikap tertentu, dengan pertimbangan materi pelajaran yang dianggap sudah efektif.


5
Apakah umpan balik secara visual dan lingkungan diperlukan untuk memperlihatkan penampilan fisik serta verbal peserta didik?




6

Apakah materi dan urutannya sudah sesuai?



7
Apakah pelajaran yang disajikan menuntut reproduksi yang sama persis?



8

Apak pelajaran tersebut akan diperlihatkan atau dipergunakan untuk kelompok kecil, dan apakah peralatan video tersebut untuk keperluan itu?



9
Apakah keadaan kursus atau latihan yang diadakan itu sepadan dengan biaya pembuatan video.



10
Apakah bahan ajar ini selaras dengan latar belakang populasi peserta didik?







b.   Pemlih Bahan Ajar Orang
Orang atau  narasumber, disamping sebagai bahan ajar, dapat juga sebagai sumber belajar. Sebagai bahan ajar maka orang harus memiliki kteria sebagai berikut:
1.      Memiliki latar belakang pendidikan/pengalaman/keahlian yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
2.      Memiliki kemampuan untuk menyampaikan kepintaran atau keahliannya kepada orang lain.
3.      Narasumber dapat dijumpai diinstasi pemerintahan atau swasta.

5      Pemilihan Bahan Ajar Interaktif
                      Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajran interaktifantara lain:
a.       Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki relevasi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b.      Program interaktif yang disajikan dpat dipertanggung jawab kan kebenarannya.
c.       Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d.      Dilengkapi dengan keterangan tertulis .
e.       Penyajiannya menarik.
Sementara itu, dalam sudut pandang Anderson jika bahan ajar yang digunakan berbasis komputer atau menggunakan komputer, maka ada sejumlah pertimbangan yang perlu diperhatikan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut terutama dalam bentuk daftar. Dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut, kita mempunyai alernatif cara untuk membuat pertimbangan dalam mengidentifikasi dan memahami bahan ajar interaktif bagi kegiatan pembelajaran peserta didik.





 Tabel 4. Daftar kreteria pemilihan bahan ajar berbasis komputer
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah pengajaran individual diharapkan untuk memenuhi sebagian besar kurikulum kita?


2
Apakah ada petugas pengembangan yang mampu mempersiapakan pembelajaran bercabang dan kompleks.



3
Apakah isi pelajaran memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengembangan supaya berlaku?



4
Apakah ada bahan pengajaran yang memenuhi kebutuhan pengajar kita yang bisa dibeli disewa.



5
Apakah anda telah menentukan media yang diperlukan untuk memberikan stimulasi audio dan visual yang disyaratkan oleh kuikulum?



6
Apakah atasan kita telah menyetujui penggunaan Cal (komputer Assisted Intruction)



7
Apakah sudah disediakan dana untuk melakukan percobaan dalam waktu yang cukup dan untuk pemeliharaannya setelah peralatan disamping?



8
Apakah  anda telah mengantisipasi kebutuhan jasmani dan bahan-bahan?








B.                Penggunaan Bahan Ajar Dalam Kegiatan Pembelajaran

Bahan ajar merupakan unsur yang amat penting dalam suatu pembelaaan. Tampa kehadiran bahan ajar, mustahil tujuan pembelajaran akan terccapai dan kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik.hal ini sekaligus menegaskan bahwa bahan ajar merupakan hal yang pokok dan sangat penting dalam kegatan pembelajaran. 
Andreson (1987), dalam bukunya yang berjudul selecting and developing media for instruction, menerangkan bahwa penggunaan bahan ajar dalam proses pembeljaran dapat dipetakan menjadi tiga macam yaitu untuk tujuan kognitif, pesokomotorik,dan efektif. Lalu bagaimana penggunaan setiap jenis bahan ajar (cetak, modul/ maket, audio,audio-video, dan bahan ajar interaktif) pada tiga tujuan (ranah) tersebut? Simak penjelasan dtail tersebut.

1.     Bahan ajar cetak
            Dalam tujuan kognitif, bahan ajar cetak dapat digunakan enam tujuan. Pertama, menyampaikan informasi yang bersifat fakta, seperti  kebijakkan dan prosedur, atau mendeskripsikan fungsi kerja. Kedua, mengejar pengenalan kembali dan pembedaan stimulasi yang releva. Ketiga, menyajikan perbendaharaan kata yang digunakan pada fungsi-fungsi kerja. Keempat,  menyajikan kosakata yang digunakan dalam fungsi-fungsi kerja. Kelima, menerapkan jalannya pekerjaan. Keenam, memberikan gambaran tentang lokasi, posisi dsn situasi pekerjaan yang akan dihadapi oleh peserta didik nantiknya.
Dalam tujuan psikomotor, bahan ajar cetak dapat digunakan untuk mengerjakan langkah atau prinsip dalam keterampilan psikomotor, menunjukkan posisi sesuatu yang sedang bergerak, atau menjunjungkan cara memegang suatu objek. Sementara dalam tujuan afektif, bahan ajar cetak jarang digunakan. Meskipun begitu, ada juga buku yang ditulis dengan gaya yang dapat membangkitkan emosi dan menarik, tetapi materi latihan tentang perubaan sikap tidak bisa disiapkan dengan tepat guna.

a.    Handout
Handout merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak yang paling sederhana. Handout dapat dikembangkan untuk beragam alasan, tetapi alasan lain yang padalingkungan poko adalah untuk melengkapi kekurangan yang ditemukan dalam bahan ajar( bik dalam bentuk ceetak maupun noncetak). Dapat dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran, handout dapat digunakan dalam lima tujuan beriut ini:
Pertama, untuk bahan rujuka. Handout berisi segudang materi (baik baru maupun dalam penalaman) yang penting untuk diketahui dan dikuasai oleh peseta didik. Keuntungan lainnya adalah materi handout relatif baru, sehingga pesseereta didik dapat di ekspos dengan isu mutakhir.disampin itu, komunikasi antara peserta didik dan fasilitator dapat dikembangkan melalui hanout.        

Kedua, untuk pembakar motivasi. Melalui handout, fasilitator atau pendidikan dapat menyelipkan pesan-pesan sebagai motivasi.
Ketiga, untuk penigat. Materi dalam hanout dapat digunakan sebagai pengingat yang bisa dimanfaaatkan peserta didik untuk mempelajari materi sesuai urutan yang dianjurkan serta untuk melakukan kegiatan.
Keempat, memberi umpan balik (feed-back). Untuk balik depan diberikan dalam bentuk handout. Hal ini tidak berhenti hanya pada pemberian umpan balik,tetapi tetapi dapat pulak diikuti dengan langkah-langkah berikutnya.
Kelima, untuk menilai hasil beljar. Tes yang diberikan dalam handout dapat dijadikan sebagai alat mekanisme untuk mengukur pencapaian hasil belajar.

b.    Modul
Bentuk bahan ajar ini memuat materi pelajaran yang relevan dan dapat memotivasi pembacanya (untuk mempelajari materi yang ada didalam modul tersebut),  apabila dikembangkan sesuai prosedur. Modul dapat digunakan untuk beragam keperluan dalam proses pembelajaran. Modul dikembangkan dengan memperhatikan tujuan pegajaran dalam menentukan materi yang dikembangkan dan tulisan. Dalam kata lain, materi telah direncanakan didalam modul  semenjak dari awal. Disamping it,  modul disusun dengan struktur yang dapat membatu pembaca  untuk memahami materi.
Sebaga petunjuk untuk memahami materi yang diberikan beserta cara mempelajarinya, modul dilengkapi dengan informasi petunjuk atau cara mempelajari modul tersebut. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Untuk itulah kita disarankan untuk memilliki pengetahuan ang komprehensif mengenai materi yang kita tulis. Sebab, hanya dengan pengetahuan yang komprehensif, kita dapat mengembangkan modul ang berkualitas dan menarik.
Sebagai motivasi untuk terus membaca yang digunakan untuk terus membaca dalamnya. Modu tidak akan marah atau memaki-maki pembaca  jika mereka tidak mampu atau keliru laihan yang diberikan. Didalam modul jjuga disediakan tes-tes yang diharapkan dapat mengukur tingkat penguasaan materi.
Tujuan penggunaan modul tersebut terlihat bahwa modul dapat kita gunakan dalam setiap motivasi peserta didik, penyampaian informasi, sampai dengan penilaian hasil belajar. Selain itu pengunaan modul dapat dapat dimanfaat kan untuk mnyulut semangat dan etos kerja kita agar terus membara, untuk tanpa henti memajukan kompetensi diri. didalam proses belajar, modul menjadi salah satu bentuk bahan ajar yang ditujukan agar peserta didik bia belajar dengan mandiri.

c.         LKS
LKS adalah salah satu bentuk bahan cetak yang dapat digunakan dalam proses pembelejaran. Melalui penggunaan LKS,  kita mendapatkan untuk memancing peserta didik  agar secara afektif terlibat dengan materi yang dibahas. Bahan ajar LKS adalah dengan metode SQ3R atau  survey, quistion, read, recite.  pada tahap ini peserta didik membaca ringkas materi jika ringkasan diberikan.  Tahap recite. Tahap ini menuntut peserta didik untuk menguji diri mereka sendiri. Pada tahap ini peserta didik dimntak segera mungkin melihat kembali materi yang baru saja selesai dipelajari.



2.    Bahan Ajar Audio
Untuk pemanfaatan bahan ajar audio, andreson (1987) menerangkan bahan ajar audio dalam proses pembelajaran terdapat pada tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan efektif.
Pertama, untuk  tujuan kognitif, dalam tujuan kognitif, bahan ajar audio dapat  digunakan untuk mengejar pengenalan kembali dan pembedaan rangsangan audio yang relevan. Selain itu, selain itu bahan ajar audio juga dapat digunakan mengajar aturan dan prisip. Audio di lengkapi dengan atau sebagai penati bahan ajar cetak atau gambar diam filem bingkai dan filem rangkai.
Kedua,  untuk tujuan pesikomotorik. Dalam hal ini, bahan ajar audio dapat digunakkan untuk mengajar keterampilan verbal, minsalnya: memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendengar,menirukan dan melatih kata-kata dari bahasa asing atau bahasa yang tidak dikenal; memberikakn latihan kepada peserta didik agar dapat mengenal kembali dan melatih pengucapan kata-kata untuk mengatasi masalah kesulitan berbicara.

Ketiga,   untuk tujuan efektif. Dalam hal ini suasana mungkin dapat diciptakan oleh musik latar belakang efek suara. Atau suara narator. Dengan kondisi suasana yang aman, nyaman, damai,pross belajarpun dapat diciptakan dan diwujutkan secara efektif dan menyenangkan.
Kemudian, berbicara dengan bahan ajar audio, maka musik adalah salah satu yang tidak mungkin terlewatkan. “ dalam sejarah manusia, musik selalu mnjadi bagian intergral kehidupan”. Kata Dave meier (2003) dalam the accelerated learning handbook.  Seperti halnya peluru dan senapang, musik dan pembelajaran saling terkait. Alasanya bersifat fisiologis. Sistem limbik otak manusia berisi alat-alat memproses musik. Sistem limbik iini juga mengandung alat-alat yang penting bagi ingatan jangka panjang.  Musik  memang tidak selalu ada agar pembelajaran dapat berlangsung, namun musik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan bebaai cara.
Sementara itu, jenis musik terbaik yang kita gunakan dalam proses belajar adalah yang dapat meningkatkan keefetipan belajar pesera didi.  Musik seperti apa itu? Hal ini bervariai, tergantung pada budaya masing-masing.

3.     Bahan Ajar Audio- Video
Andreso (1987) mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran, bahan ajar video dapat digunakan untuk tiga tujuan yaitu, kognitif, psikomotorik, dan efektif. 
Untuk tujuan kognitif. Melalui penggunaan video, beberapa tujuan kognitif dapat dikembangkan pada peserta didik, diantaranya sebagai berikut:
a.       Mengenal kemballi dan kemampuan memberi ragsangan dan berupa gerak yang serasi.
b.      Mengajarkan kepada peserta didik pengetahuan tentang hukum-hukum  dan prinsip-prinsip tertentu.
c.       Menujukan daftar kata yang dianggap penting, walaupun dianggap kurang ekonomis.
d.      Menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuata dalam satu penampilan.
e.       Peserta didik dapat langsung mendapatkan koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi syarat.
   Untuk tujuan psikomotorik. Dalam hal ini video merupakan bahan ajar yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang mengakut gerak. Dengan alat ini dapa diperjelas, baik denan cara diperlambat maupun dipercepat.  Tujuannya adalah mengajar koordinasi antara alat tertentu, seperti memanjat, berenang, dn lain sebagainya. Dengan video pula peserta didik bisa dengan langsung mendapatkan umpan balik secara visual terhadap kemampuan merekan mencoba keterampiannya yang mencakup gerakannya tadi.
Untuk tujuan efektif, pada ujuan ini dengan mengunakan teknik dan berbagai efek , video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Video adalah media yang sangat baik untuk menyampaikan informasi dalam ranah koknotof.


4.      Bahan Ajar Interaktif
 “orang-orang dimana saja akan mampu mengikuti kursus terbaik yang dipndu oleh guru terbaik. Komputer sangatlah canggih yang mampu berperan sebagai tutor maupun perpustakaan menyediakan informasi dan umpan balik kepada peserta didik secara tepat. Selain itu pemakaian bahan ajar berbasis komputer dalam proses pembelajaran juga meliputi tiga tujuan pokok pembelajaran, yang pertama, untuk tujuan kognitif,.dalam hal ini komputer yang menggunakan berbagai tipe  terminal dapat  mengonterol intersksi pengajaran, langkah dalam proses dan kalkulasi yang kompleks.
Kedua , untuk tujuan psikomotor. Pada bagian ini, terminal komputer adalah alat tentang dunia nyata yang sangat bagus untuk mengerjakan programming dan kecepatan yang serupa.
Ketiga, untuk tujuan efektif. Dalam hal ini bahan ajar berbasis komputer   sangat berguna bila digunakan seperti yang diungkapkan dalam tujuan psikometer atau digunakan untuk mengontrol bahan-bahan video.

C.                Langkah-Langkah Penyesuaian Bahan Ajar Yang Sudah Ada

Dalam distribusi, sekolah, madrasa atau kampus kita mungkin sudah tesedia bahan ajar. Kita tentunya tidak bisa menyampaikan dan membiarkan begitu saja bahan- bahan ajar tersebut. Untuk menyesuaikan bahan ajaran yang sudah tersedia dan kita memilikki ini agar lebih relevan, akomodatif dan adatasi sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembelajaran saat ini Arif dan Napitupula (1997)  menyarankan sembilan langkah berikut ini.
Pertama, tambahkan media lain pada bahan ajar yang ada. Media-media seperti gambar- gambar, filem, felem strip, transparansi, karya wisata. Kedua, kembangkan lembaran bahan ajar mandiri tambahan untuk melengkapi bahan ajar yang telah tersedia. Lembaran-lembaran seperti ini harus membantu peserta didik memahami lebih lanjut.
Keempat, sesuaikan dengan bagian audio daari filem. Adakalanya beberapa filem berisi narasi asing atau arasi yang teramat sulit, sehingga tida mudah dimengerti. Felem-filem dapat di pertonton sedikit demi sedikit, sehingga peserta didik dapat menggunakan waktu saat filem berhenti untuk berdiskusi. Kelima, terjemah “ bahasa ibu” peserta didik, karena peserta didik adalah warga negara indonesia dan memang asli orang indonesia, bahan ini dapat diterjemahkan kedalam bahasa ibu mereka yaitu bahasa indonesia.
Keenam, sesuaikan gambar-gambar untuk mengungap keadaan sesungguhnya dari lingkungan peserta didik. Hal penting yang harus diingat bahwa ajaran yang kembangkan pada suatu lingkungan mungkin tidak sesuai dilingkungan yang lain. Ketujuh, sesuai dengan bahasa yang dipakai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Bahan ajar yang disusun untuk daerah perkotaan atau kelompok manusia tertentu umumnya berisi kata-kata, ungkapan dan kalimat-kalimat yang melampaui tingkat pemahaman peserta didik, terutama didaerah terpencil. Oleh sebab itu, kita perlu mebuat penyesuaian dari versi yang lebih sulit ke yang lebih mudah dan sederhana.
Kedelapan, sesuaikan cara penyajian dengan menggunakan media campur. Penggunaan kombinasi lebih dari satu media dalam penyajian bisa membuat bahan agar lebih menarik. Contohnya, gambar putaran yang mengambarkan suatu set (susunan) peristiwa dengan diskripsi huruf huruf dapat dibuat lebih menarik dengan menggunakan rekaman dialok yang disertai iringan musik latar.
Kesembilan, gunakan bahan acar berbiaya ringan dan murah sebagai alternatif bahan ajar dengan harga yang lebih mahal. Dan kegiatan pembelajaran, tujuannya tidak mungkin di tunjukan kepada peserta didik, karena biaya tinggi. Penggantinya mesti ditampilkan dengan bahan bahan yang lebih murah yang didapat didaerah setempat.
Itulah sembilan hal yang bisa kita lakukan untuk menyesuaikan bahan ajar yang sudah tersedia dan kita miliki agar lebih relefan, akomodatif, dan adaptif sesuain dengan kebutuhan dan tuntunan pembelajaran saat ini sebagai mana beberapa kali dimuka, disinggung dimuka, bahwa tidak ada alat tunggal yang menjadi alat bantu terbaik dalam semua kegiatan pembelajaran. Bahkan dalam hampir semua hal intinya, sebagai pendidikan, kita harus bijak dan kratif dalam menggunakan bahan ajar yang telah ada.   


                              
DAFTAR PUSTAKA
Andreson, Ronald H.1987. Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Anitah, Sri.2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNNS Press.
Arif, Zainudin Dan W.P. Napitupula.1997. Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Grasindo.
Arierobbani. 2008. Kaya dengan menulis; cara membuat tulisan yang menghabiskan uang. Yogyakarta: Insan Cendakia Press.
Belawati, tian, dkk. 2003. Pengembangan bahan ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Davies, L.K. 1971. the menagement off learning. London: McGraw-Hill.
Deporter, Bobbi. 2009. Quantum   writer; menulis lebih mudah, tanpa stres, dan dengan hasil lebih baik. Bandung: Mizan pustaka.
Diknas. 2004. Pedoman umum pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar. Jakarta : Ditjen Dikdasmenum.
Rohiat. 2008. Menajemen sekolah; teori dasar dan praktik. Bandung: Rafika Adi Tama.